Saya akan menganalisis dua buah jurnal mengenai distributed
processing pada komputasi paralel. Jurnal pertama berjudul “Model Distributed
Data Processing Berbasis Open Source untuk Pengolahan Data Kependudukan dalam
Rangka Implementasi E-Gov Indonesia”. Sedangkan jurnal kedua berjudul “Sistem
Terdistribusi untuk Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dengan Web
Service”.
1.
Latar Belakang
Pada jurnal pertama, peneliti
menyampaikan sebuah model distributed data processing yang difokuskan pada
fungsi verifikasi penduduk dengan memanfaatkan teknologi biometric utamanya
sidik jari. Peneliti menyelidiki apakah proses verifikasi akan lebih cepat bila
menggunakan teknologi parallel processing.
Sedangkan pada jurnal kedua, peneliti mengimplementasikan
sistem terdistribusi untuk Sistem Informasi Administrasi Penduduk dengan menggunakan
layanan web. Layanan web yang digunakan untuk memperluas lagi data penduduk.
2.
Metode
Pada jurnal pertama, peneliti mencoba membangun
sebuah sistem parallel processing menggunakan embedded system SH4 yang dijajar
sebanyak empat buah untuk skala laboratorium.
Sedangkan pada jurnal kedua, metode yang
digunakan yaitu Prototype Model. Yang bertujuan melakukan interaksi dengan
pengguna untuk mengetahui tujuan pembuatan aplikasi, kebutuhan, dan keadaan sesungguhnya.
3.
Analisis
Sistem parallel processing pada jurnal
pertama dievaluasi kinerjanya menggunakan Pallas MPI Benchmark utamanya pada
kemampuan komunikasi antar CPU itu untuk melakukan kerja parallel. Dua item
yang dievaluasi adalah ping-pong dan broadcast test. Ping-pong test dilakukan
untuk mengukur delay-time pada saat transfer data diantara dua prosesor dan
broadcast test adalah untuk mengetahui delay-time terbesar pada saat node#0
mentransfer data kepada node yang lain. Pada uji komunikasi ping-pong,
diperoleh hasil bahwa kemampuan transfer paling tinggi adalah sekitar 70 Mbps
yang mana ini dianggap cukup baik bekerja pada ethernet 100 Mbps. Dari broadcast-test ini diperoleh hasil
bahwa kemampuan komunikasi broadcast tertinggi adalah 36 Mbps yang mana hal ini
juga dianggap cukup baik untuk sistem yang menggunakan HUB yang biasa.
Arsitektur sistem terdistribusi pada
jurnal kedua yang diterapkan pada SIAK akan dibagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu komputer yang berfungsi sebagai server SIAK service dan basis data, computer
IBM WASCE yang menyediakan web SIAK dan layanan web service, dan computer client.
Pada arsitektur tersebut terdapat beberapa lapisan sehingga dapat dilakukan
pembagian kerja. Computer IBM Wasce dengan computer SIAK service terhubung
melalui RMI untuk pembagian kinerja system. Sedangkan dari web SIAK akan
terhubung ke computer kelurahan atau Disdukcapil kota lain dengan menggunakan
Web Service.
4.
Kesimpulan/tanggapan
Berdasarkan jurnal di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa distributed processing pada komputasi paralel siap diaplikasikan
untuk menjalankan program verifikasi biometric sidik jari, pengenalan suara,
pengenalan wajah, atau pun yang lain. Karena proses verifikasi akan lebih cepat
bila digunakan teknologi parallel-processing.
5.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar