BAB I
PENDAHULUAN
Generasi muda adalah
penentu masa depan bangsa Indonesia. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik
yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan
pendidikannya merupakan faktor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh
bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan
kedaulatan bangsa.
Dalam upaya mewujudkan
cita-cita dan mempertahankan kedaulatan bangsa ini tentu akan menghadapi banyak
permasalahan, hambatan, rintangan dan bahkan ancaman yang harus dihadapi.
Masalah-masalah yang harus dihadapi itu beraneka ragam. Ada masalah yang timbul
sebagai warisan masa lalu, masalah yang timbul sekarang maupun masalah yang
timbul di masa depan negara kita.
Dengan masalah-masalah
yang sudah ada maupun yang akan datang, penting bagi rakyat Indonesia, terutama
kaum pemuda dan mahasiswa untuk membiasakan diri dalam meningkatkan dan
memperbaiki produktivitas kita sebagai generasi pengurus bangsa Indonesia.
Pemuda identik sebagai
sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik
yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, dan memiliki moralitas. Kelemahan
dari seorang pemuda adalah kontrol diri yaitu mudah emosional, sedangkan
kelebihan pemuda adalah bersedia menghadapi perubahan, baik berupa perubahan
sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Secara hukum pemuda
adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun. Pemuda adalah suatu generasi yang
dipundaknya terbebani berbagai macam harapan, terutama dari generasi lainnya.
Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus,
generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang
mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Di dalam masyarakat,
pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis
sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsanya.
Peranan sosial
mahasiswa dan pemuda di masyarakat, sama dengan peran warga lainnnya di
masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum
intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu
mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang sama
dengan warga yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN / ISI
Generasi muda adalah
generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan bagi
masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya
membuktikan bahwa generasi muda di Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan
perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini.
Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya kasus yang terjadi pada generasi muda antara lain kasus narkoba,
kejahatan, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Berbagai permasalahan generasi
muda yang muncul pada saat ini antara lain:
·
Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus
sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan
generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
·
Kurangnya lapangan kerja serta tingginya tingkat pengangguran di kalangan
generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan
memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
·
Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat
daerah pedesaan.
·
Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan
keluarga.
·
Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
·
Kebutuhan Akan Figur Teladan.
· Sikap Apatis. Sikap ini terwujud di
dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
· Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri. Kata stess atau frustasi semakin umum
dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya
dalam bentuk berburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan
lainnya.
Peranan pemuda dan
mahasiswa tentunya masih sangat diperlukan untuk regenerasi dalam mewujudkan
dan melanjutkan cita-cita bangsa ini yang telah diperjuangkan oleh para
pahlawan terdahulu. Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu
dikembangkan agar generasi muda dapat membawa perubahan bangsa menjadi lebih
baik. Potensi-potensi tersebut di antaranya :
•
Idealisme dan daya kritis
•
Dinamika dan kreativitas
•
Keberanian Mengambil Resiko
•
Opimis dan kegairahan semangat
•
Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
•
Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
•
Patriotisme dan Nasionalisme
•
Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
Kaum muda memang
betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa.
Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan
dan pengembangan potensi mereka. Berikut adalah cara mengembangkan potensi
generasi muda:
• Individu harus diberi ilmu
pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi
kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengembangkan
kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik
yang dipelajari melalui latihan-latihan
mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan
norma atau tata nilai dan kepercayaan
pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan
pada masyarakat
umumnya.
Dilihat dari segi
positifnya, peranan pemuda terhadap kemajuan bangsa sudah membaik, misalnya
dengan memenangkan kompetisi antar negara. Dengan pemuda menjadi pemenang atau
hanya berpartisipasi, itu sudah menjadi peranan dalam kemauan bangsa. Kita
pasti bangga jika mempunyai anak-anak berbakat, kreatif dan mengharumkan nama
Indonesia di mancanegara. Anak muda Indonesia
adalah generasi penerus bangsa ini di masa mendatang. Usia muda bukanlah
penghalang bagi mereka untuk menunjukan pada dunia kemampuan , berikut ini
adalah beberapa anak berprestasi :
1.
Hibar Syahrul Gafur
Hibar Syahrul Gafur (14) siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Bogor ini sukses
meraih medali emas dalam kompetisi International Exhibition of Young Investor
(IEYI) yang dilaksanakan di Malaysia dengan karya ciptaannya sepatu listrik
anti pelecehan seksual.
Jika dilihat, sepatu ini tidak berbeda dengan sepatu wanita tipe wedges. Di
dalam hak tebal sepatu, ada rangkaian listrik yang dirancang khusus. Jika
wanita merasa dalam bahaya, dia tinggal menginjak tombol yang ada di bagian
belakang sepatu. "Listrik ini bertenaga 450 watt. Tinggal tendang ke arah
si pelaku kekerasan seksual, secara otomatis tegangan listrik akan menyerang
pelaku" jelas Hibar.
2.
Agasha Kareef Ratam
Agasha Kareef Ratam merupakan alumnus dari SD Al-izhar Pondok Labu (Jakarta
Selatan). Dalam usia yang masih sangat muda prestasinya di kancah internasional
Olimpiade Matematika tidak diragukan lagi. Di kompetisi tingkat dunia ini dia
sudah berkali-kali mengharumkan nama Indonesia. Bersama tiga orang temannya,
Rezky Arizaputra (siswa SD Al Azhar 13 Rawamangun, Jakarta Timur) Nicolas
Steven Husada (siswa SD Universal Jakarta Utara) dan Stanley Orlando (siswa SD
Santa Ursula Jakarta) telah mengikuti Po Leung Kuk 13thPrimary Mathematics
World Contest (PMWC) di Hongkong pada Juli 2010. Agasha berhasil merengkuh
medali emas (Kategori tim) dan perak (kategori individual).
3.
Hania dan Fahma
Mereka berhasil menjuarai APICTA (Asia Pacific ICT Alliance Awards) 2010
pada kategori Secondary Student Project melalui karya siswa SD Cendikia Bandung
/ SMP Salman AL-Farisi Bandung, Fahma Waluya Rosmansyah (12 tahun) dan adiknya,
Hania Pracika Rosmansyah (6 tahun).
Karya mereka merupakan kumpulan program game edukasi sederhana yang dibuat
menggunakan Adobe Flash Lite untuk ponsel Nokia E71 dengan judul “My Mom’s
Mobile Phone As My Sister’s Tutor” (Ponsel Ibuku Untuk Belajar Adikku), Fahma
Waluya & Hania Pracika berhasil mendapat apresiasi tinggi dari tim juri
APICTA Internasional 2010 dan memperoleh skor tertinggi sekaligus memboyong
piala Juara (Winner) APICTA 2010 pada kategori Secondary Student Project,
disusul secara ketat dengan selisih skor tipis oleh empat pemenang Merit Award
(Runner-Up) pada kategori yang sama, yaitu SpringGrass karya Chung Hwa Middle
School BSB – Brunei, Auto Temperature Descension Device by Solar Power karya
Foon Yew High School (Kulai) – Malaysia, SimuLab karya Pamodh Chanuka
Yasawardene – Srilangka, Destine Strategy karya Rayongwittayakom School –
Thailand.
Fahma Waluya (12 tahun) dan adiknya Hania Pracika (6 tahun) mencetak rekor
baru untuk peserta termuda yang berhasil meraih Juara (Winner) APICTA selama 10
tahun penyelenggaraan kompetisi APICTA Awards Internasional yang diadakan sejak
tahun 2001. Selama ini untuk kategori Secondary Student Project yang diikuti
siswa-siswa elementary, middle dan high school, pemenangnya berasal dari
siswa-siswa yang lebih senior (middle atau high school).
APICTA (Asia Pacific ICT Alliance Awards) adalah ajang kompetisi
internasional yang diselenggarakan secara berkala (tahunan) yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran ICT (Information and Communication Technology)
dalam masyarakat dan membantu menjembatani kesenjangan digital.
4.
Melody Grace Natalie dan Mariska Grace
Mereka adalah anak bangsa yang mengikuti dalam ajang International
Conference of Young Scientists (ICYS) 2013 yang diselenggarakan pada 15-22
April 2013 di Sanur, Denpasar, Bali. Pada ajang bergengsi untuk ilmuwan muda
tersebut, Indonesia berhasil meraih lima medali yang terdiri dari dua medali
emas, satu perak dan dua perunggu, serta tiga Special Awards. Melody Grace
Natalie (Stella Duce I Yogyakarta) berhasil meraih medali emas dalam kategori
Life Science dengan penelitiannya yang berjudul Potential of Squid Eye Lenses
as UV Absorber. Karya ilmiah yang diusungnya ini mengenai pemanfaatan mata
cumi-cumi untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet. Sedangkan,
Mariska Grace (SMAK Cita Hati) yang sama-sama meraih medali emas berhasil
menjadi pemenang dalam kategori Environmental Science melalui penelitiannya
yang berjudul A Novel Approach in Using Peanut Shella to Eliminate Copper
Content in Water, dengan memanfaatkan kulit kacang untuk mengurangi kadar ion
tembaga di dalam air. “Saya membuat sun block yang bisa dibuat simpel
oleh nelayan, sehingga nelayan bisa terhindar dari kanker kulit,” ujar Melody
Grace saat menjelaskan hasil penelitiannya.
5.
Srihanik
Dilahirkan dengan keterbatasan kemampuan mendengar serta berbicara, tidak
membuat Srihanik (17) berputus asa dalam menggapai prestasi. Karena
kegigihannya itu, remaja asal Dusun Becek, Desa Kalirong, Kecamatan Tarokan,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjuarai lomba Desain Grafis Sekolah Luar Biasa
tingkat Provinsi Jawa Timur. Dalam perlombaan Pendidikan Keterampilan yang
digelar di Surabaya, 23-25 Juli 2011 lalu itu, siswi yang duduk dikelas VIII
SLB Dharma Wanita, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri tersebut menyisihkan 19
peserta utusan daerah lain se-Jawa Timur. Ia berhasil menggondol juara pertama
dengan mengusung pembuatan poster serta pembuatan website beserta desainnya.
Dalam website yang mengantarkannya sebagai pemenang itu, ia mengambil tema
Bahaya Narkoba. “Hingga pemenang diumumkan, saya tidak menyadarinya. Sampai
saya diberitahu untuk maju ke panggung. Saat menerima piala itu, saya baru
menangis haru,” ujar Srihanik sebagaimana diartikan oleh Nanda, guru pembimbing
desain, Rabu (27/7/2011). Sementara itu, Nanda menuturkan, sebelum berlomba di
tingkat provinsi, Srihanik mengikuti seleksi antar SLB tingkat Kabupaten Kediri
yang digelar di Kecamatan Gurah pada 18 Juli lalu. Saat itu, lanjut Nanda,
putri pasangan Tukiman dan Sulastri, sama sekali belum mengenal komputer,
apalagi desain grafis. “Namun karena kecerdasannya, dalam waktu dua hari saja
belajar, dia sudah mampu menyerap materi dengan baik,” bangga Nanda. Dengan
prestasi gemilangnya itu, Nanda menambahkan, Srihanik otomatis berhak mewakili
Jawa Timur dalam lomba serupa tingkat Nasional yang akan digelar sekitar
September nanti. “Saat ini kami bersiap untuk event nasional itu,” pungkas
Nanda. Sebelumnya, Srihanik sempat dilarang bersekolah oleh keluarganya. Sebab,
selain kondisinya yang mengalami tuna rungu tuna wicara itu, keluarganya juga
hidup dalam keterbatasan ekonomi. Bapaknya, Tukiman, hanya berprofesi sebagai
pedagang kerupuk sambal di Pasar Tradisional Pesantren, Kota Kediri.
6.
Ayu Lestari, Nurina Zahra, dan Elizabeth Widya
Tiga sahabat asal SMAN 6 Yogyakarta menemukan alat penyaring sampah yang
bisa dipasang di saluran air dan sungai. Temuan Ayu Lestari, Nurina Zahra, dan
Elizabeth Widya ini meraih medali emas dalam ajang penemu muda internasional.
Alat yang dimaksud adalah prototipe berukuran 50 x 30 cm berwarna perak. Di
sisi mulut alat yang diberi nama Thundershot ini terdapat baling-baling
vertikal yang mampu menarik arus. Di sisi pangkalnya terdapat sabuk berputar
yang dipasang plat menyerupai sekop. “Alat ini menarik sampah, mengangkatnya,
lalu terkumpul di bak penampung yang ada di bagian paling belakangnya,” ujar
Nurina.
7.
Safita Dwi Tyasputri
Pelajar Sampoerna Academy Campus ini meraih penghargaan dalam ajang penemu
muda internasional. Safira menemukan canting batik otomatis. Awal membatik
Safira menemui kendala karena malam yang dituangkan oleh cantingnya cepat
membeku. Alhasil ia mendapatkan inspirasi membuat canting batik otomatis yang
mampu menjaga suhu malam di canting. Lalu, dia menambahkan pemanas agar malam bisa
tetap cair. Variabel resistor juga dimasukkan untuk mengatur suhu. Termometer
untuk mengecek suhu juga dipasang. Safira meyakini temuannya mampu menghemat
energi pembakaran malam pada kerajinan batik. Ia pun menuai respons positif
dalam ajang penemu muda.
8.
Wisnu
Wisnu, pelajar SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, mampu mencuri
perhatian dunia internasional sebagai penemu muda. Temuannya adalah detektor
telur busuk yang dilengkapi sensor. Wisnu membuat senter yang dilengkapi sensor
cahaya dan kalibrator. Bila cahaya tembus, maka akan menyala lampu hijau. Bila
gelap, lampu akan menyala merah dan berbunyi. Antusias para pengunjung cukup
tinggi atas temuan Wisnu ini. Temuannya juga sampai mendapatkan perhatian dari
para penggiat industri yang hendak membeli hak ciptanya. “Ada yang minta kontak
saya, menanyakan alat saya dijual berapa ringgit. Ada juga yang mengatakan
kalau bisa alat ini dibuat otomatis,” ujar Wisnu. Ia pun berencana
mengembangkan alat serupa yang telah menggunakan karet roda, sehingga
telur-telur tersebut secara otomatis berjalan ke arah sensor dan dipisahkan
oleh lengan mekanik, antara yang busuk dan yang tidak. Wisnu adalah peserta
penemu muda terbaik di antara 64 prototipe dari 13 negara yang ikut dalam ajang
ini. Ia mendapatkan medali emas dan piala The Best Innovation, sebagai
penghargaan tertinggi di acara tersebut.
9.
Irfan Haris
Prestasi Irfan Haris, pelajar asal SMAN 1 Pringsewu yang meraih medali emas
pada pada Olimpiade Biologi Internasional, membanggakan Lampung. Di tengah
kondisi Sai Bumi Ruwa Jurai (istilah lain untuk provinsi Lampung) yang
tengah hangat dengan situasi politik di mana pemilihan pilkada
menjadi sentral perhatian masyarakat setempat, Irfan, memberikan suasana baru
yang membuat para pelaku politik dan masyarakat setempat , sejenak
menolehkan kepala pada hasil spektakuler yang dicapai siswa
jenius ini.
BAB III
PENUTUP
Pemuda Indonesia
adalah generasi penerus bangsa ini di masa mendatang. Peranan pemuda dan
mahasiswa tentunya masih sangat diperlukan untuk regenerasi dalam mewujudkan
dan melanjutkan cita-cita bangsa ini. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian
khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Jika seorang pemuda
malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran
tidak diutamakan maka etos kerja jadi lemah. Mereka akan terjerumus ke dalam
lingkungan atau pergaulan yang tidak baik. Dan akan merusak masa depan dirinya
dan bangsa Indonesia. Pergunakanlah waktu dengan lebih banyak untuk belajar,
membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan
yang lebih positif.
Sumber :
http://ghinadzakirah.blogspot.co.id/2013/05/10-anak-berprestasi-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar